Powered by Blogger.
RSS

Pemkab Badung Rencanakan Festival Bahari Tahun Depan

Pemerintah Kabupaten Badung, Bali berencana menyelenggarakan Festival Bahari untuk pertama kali pada tahun 2017. Hal itu disampaikan oleh Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta.

"Perlu kami laporkan kepada ibu Deputi (Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara) bahwa Festival Bahari ini akan kami lakukan di kawasan Kuta Selatan dan Kuta Utara," kata I Nyoman Giri Prasta dalam launching Legian Beach Festival di Jakarta, Rabu (27/7/2016) lalu.



Ia menyatakan, konsep Festival Bahari di Kabupaten Badung akan memanfaatkan potensi wisata alam yang ada di Badung. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam Festival Bahari Kabupaten Badung antara lain kuliner laut, surfing, dan snorkeling.

"Para tamu atau wisatawan selain menikmati panorama juga bisa melakukan kegiatan itu (dalam Festival Bahari)," tambahnya.

Selain kegiatan-kegiatan wisata, Bupati Badung juga menyebutkan akan melakukan penanaman terumbu karang dan pengembangan biota laut. Kegiatan-kegiatan tersebut, lanjutnya, diharapkan menjadi pemacu blue economy (ekonomi berbasis bahari) di Kabupaten Badung.

"Kami menyakini dengan Festival Bahari ini akan menjadi calender event di Kabupaten Badung khususnya untuk kepentingan rakyat Bali," ujar I Nyoman Giri.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty menyambut baik niat Bupati Badung untuk menyelenggarakan Festival Bahari di Kabupaten Badung. Menurut Esthy, pihak Kementerian Pariwisata akan mendukung Bupati Badung menyelenggarakan Festival Bahari sesuai dengan arahan dan komitmen Presiden Jokowi.

"Mudah-mudahan untuk Festival Bahari yang pertama ini bisa kita buat format (festival) dengan baik," jelas Esthy.

Kabupaten Badung Bali memiliki program-program promosi wisata berbentuk festival yang telah dilakukan seperti Nusa Dua Fiesta, Legian Beach Festival, Bali Beyond & Travel Fair, dan Festival Budaya Pertanian. Ragam acara tersebut, diharapkan dapat menarik kunjungan wisatawan ke Kabupaten Badung.

Festival Bahari di Bali juga akan meramaikan sederet agenda serupa di Indonesia. Adapun penyelenggaraan festival bahari yang telah dilaksanakan seperti Festival Bahari Raja Ampat di Papua, Festival bahari Alor dan Adventure Indonesia di Nusa Tenggara Timur, Festival Bahari Nuhanera di Lembata, Nusa Tenggara Timur, Festival Bahari Teluk Tanah Merah di Jayapura, dan Festival Budaya Bahari Wakatobi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Melihat Kunang-Kunang Laut di Jepang




Kamis, 28 Juli 2016

Wisata melihat kunang-kunang artinya keliru satu tur paling terkenal pada Jepang. Di Taman Nasional Ise-Shima, kunang-kunangnya bukan di pohon, tetapi pada pada laut!

Wisata melihat kunang-kunang merupakan keliru satu tur paling populer pada Jepang ketika demam isu panas. Pada cuaca yg panas ini, rakyat Jepang berbondong-bondong berkemah di wilayah pegunungan atau di lebih kurang hutan untuk melihat kerlap-kerlip cahaya kunang-kunang.

Namun, Jika Anda datang ke Toba City yang terdapat pada Taman Nasional Ise-Shima, Jepang, Anda akan menemukan jenis kunang-kunang yang tidak biasa. Kunang-kunang ini tidak terbang pada lebih kurang pohon atau rerumputan, tetapi di pada laut! Karena habitatnya yang unik inilah orang Jepang menyebutnya sebagai umi-hotaru atau kunang-kunang bahari pada Bahasa Jepang.

Kunang-kunang bahari sebenarnya tidak sama dengan kunang-kunang yg biasa kita jumpai. Kunang-kunang laut atau dalam bahasa ilmiahnya Vargula hilgendorfii ialah makhluk purbakala yang sudah hayati selama 400 juta tahun lalu, jauh sebelum dinosaurus timbul! Uniknya, bentuk dari kunang-kunang bahari ini tidak berubah semenjak zaman tersebut. Sebuah operator ekowisata di Ise-Shima, Kaito Yumin Club, mengajak saya 'menjelajahi saat' dalam tur isu terkini panas ini buat menerangkan keberadaan kunang-kunang laut.

Jika dipandu oleh tour guide berpengalaman, ternyata melihat kunang-kunang laut ini tidak sulit. Dengan mengetahui musim serta lokasi yang sempurna, turis bisa menerima kesempatan lebih akbar untuk melihat kunang-kunang bahari. Kunang-kunang ini hayati pada perairan dangkal Jepang sehingga turis tidak perlu menyelam atau berenang pada dalam laut pada malam hari untuk melihatnya. Sesudah berhasil 'memancing' para kunang-kunang laut ini, keajaiban pun terjadi.

Asal pada bahari yang gelap, perlahan ada kerlap-kerlip berwarna biru seukuran remahan roti. Itulah umi-hotaru! Warna biru yg muncul adalah iluminasi biologis yang dihasilkan oleh kunang-kunang laut layaknya kunang-kunang di daratan. Tubuhnya yang berpendar di laut acapkali disangka noctiluca atau glowing plankton, namun kunang-kunang bahari ialah binatang yang masuk dalam grup krustasea (crustacea), satu grup menggunakan hewan bercangkang mirip udang dan  kepiting.

Di siang hari, hewan ini akan bersembunyi di kembali pasir laut serta baru akan ada pada malam hari. Hewan ini tidak terlalu menyukai cahaya, sebagai akibatnya tur dilakukan dengan cahaya lampu seminimal mungkin. Namun, suasana inilah yg menghasilkan tur melihat kunang-kunang laut ini sebagai terasa lebih eksotis dan  menantang.

Tur melihat kunang-kunang bahari ini mampu menjadi keliru satu alternatif untuk menikmati Jepang di samping city tour melihat Jepang yang terkini atau wisata belanja. Isu lebih lanjut tentang tur melihat umi-hotaru dapat dilhat pada website Kaito Yumin Club.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Liburan di Hiroshima Wajib Coba Tiram Panggang




Jumat, 22 Juli 2016

Traveling ke Jepang - Hiroshima adalah salah satu wilayah penghasil kerang tiram di Jepang. Tiram di Hiroshima pun banyak dimasak dan dioalh jadi jajanan lezat buat dinikmati wisatawan.

Tiram dipanggan dapat menjadi makanan favorit turis yang sedang liburan ke kota Hiroshima, Jepang. Banyak kedai yang menjual makanan laut segar ini, termasuk di daerah Miyajima, pulau kecil yang populer dengan gerbang kuil terapungnya.

Saya berkesempatan berkunjung ke Pulau Miyajima serta menikmati tiram panggang di  pulau tersebut beberapa waktu lalu. Pulau tersebut bisa dicapai naik ferry yang ditempuh dalam waktu hanya 10 menit dari  Pelabuhan Miyajimaguchi.

Sesampainya saya diPulau Miyajima, saya tinggal jalan kaki saja asal karena dari pelabuhan menuju ke kedai yang menyediakan tiram tidaklah jauh. Beberapa toko ada yang menjual suvenir juga terdapat toko-toko yang menyediakan tiram panggang.

Saat itu saya menghampiri sebuah toko suvenir yang ada di salah satu sudutnya juga sembari menjual tiram. Saya pun memesan 1 porsi tiram panggang tersebut. Harganya 400 Yen (lebih kurang Rp 49 ribu) buat 2 tiram yg relatif gede. Sang pedagang mengambil tiram-tiram yang tampak masih segar buat kemudian diberi bumbu dan  kemudian dipanggang.

Sambil menunggu beberapa menit, tiram pun tersaji di atas wadah putih lengkap dengan tusukan buat mengambil isinya. Tiram tersebut sudah dibuka jadi traveler tidak perlu repot membuka cangkangnya.

Tidak sabar, aku  segera mencicipinya. Daging tiram yang lembut ini mempunyai cita rasanya begitu lezat. Cairan yang keluar dari daging tiram pun makin semakin memanjakan lidah. Waduh Sedap betul!
Nah, traveler yang mempunyai kesempatan ke Pulau Miyajima dan  ingin mencoba kerang tersebut, diusahakan jangan tiba terlalu sore. Sejumlah toko maupun kedai-kedai kuliner telah bersiap untuk tutup menjelang mentari  terbenam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ke Yogya Belum Lengkap Tanpa Singgah ke Tugu Jogja



Tugu Jogja sebagai landmark kota sebagai daya tarik para traveler yg berkunjung ke Kota Gudeg. Istilahnya, belum ke Jogja Bila belum ke Tugu Jogja.

Jogajakarta/Yogyakarta dari masa ke masa, kota menggunakan budaya yang adiluhung dengan keramah tamahan setiap warganya. Membentuk kota ini selalu dirindukan buat selalu dikunjungi serta mirip tak pernah habis dituangkan pada tulisan setiap sudut kotanya.

Pada goresan pena kali ini, saya akan membahas tentang Tugu Jogja yang menjadi landmark Kota Gudeg dan  Kota Pelajar ini. Terletak di perempatan yg menghubungkan JL Mangkubumi pada Selatan, Jl. Am Sangaji di Selatan, Jl. Diponegoro di barat dan  Jl. Jendral Sudirman pada timur, berakibat lokasi ini sangat praktis dijangkau.

Keunikan tugu yang dibangun pada tahun 1775 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I artinya di awalnya berbentuk Golong ( bulat ) serta Gilik ( Silider ) pada puncaknya serta mempunyai ketinggian 25 meter. Jadi tidak sama menggunakan bentuk yang kita lihat ketika ini yang berbentuk persegi.

Perubahan ini terjadi selesainya gempa bumi dahsyat yang menghantam Jogja pada 10 juni 1867. Momentum ini dipergunakan oleh Belanda untuk menghapus bentuk orisinil Tugu yg pertama bundar  menjadi persegi pada tahun 1889 serta diresmikan dengan bentuk dan  ketinggian baru ( 15 meter ) sang Sri Sultan Hamengkubuwono VII dan  menyandang nama baru 'de witt pall' atau tugu putih hingga sekarang menggunakan penambahan ornamen pada setiap sisi tugu yang menginformasikan pihak-pihak yg ikut membangun renovasi Tugu ini.

Perubahan yg dilakukan sang Belanda ini bukan tanpa dasar, sebab waktu itu, tugu yg dianggap oleh masyarakat Jogja sebagai Tugu Golong Gilik adalah sebagai lambang 'Manunggaling Kawulo Gusti' yg bisa diartikan menjadi persatuan antara raja (penguasa) dengan warga  melawan penjajah Belanda. Maka, pemerintah Belanda ingin menghilangkan image perjuangan ini menggunakan merubah total bentuk Tugu.

Keunikan yang tidak kalah menariknya, Tugu jogja menjadi satu jalur tegak lurus atau biasa disebut garis imajiner/poros imajiner. Yaitu sebuah garis yang mampu kita tarik lurus serta bisa kita lihat di peta ataupun google map yang menghubungkan Gunung Merapi pada utara lalu Tugu Jogja, Krapyak, Keraton dan  berakhir di Pantai selatan ataupun kebalikannya.

Hal ini jua menjadi lambang, bahwa Keraton Jogja menjadi penyeimbang yang berada ditengah-tengah antara penguasa Merapi menggunakan penguasa laut selatan.

Mirip mindset para traveler, belum ke Jogja cita rasanya Bila belum mengambil spot foto ataupun memegang tugu ini. Datanglah di saat dini hari ataupun pagi hari saat kemudian lintas sedang lengang.

Kita mampu bebas buat berfoto ataupun mendekat di lokasi tugu. Sore hari juga mampu sebagai pilihan, sebab sunset pada Tugu Jogja pula mampu sebagai foto latif bagi penggemar fotografi.
Selamat menikmati Jogja yang spesial serta berhati nyaman ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS